Senin, 31 Desember 2012

Download Lagu Mule Solah (Hj. Nanik Zaini Arony) Lombok Barat

Selamat Siang Bahagia selalu milik hati anda semua. Kali ini Kami akan Nge-share tentang sebuah lagu populer (beberapa waktu lagi) hehehe yang di nyanyikan oleh Ibunda Hj. Nanik Arony yang berjudul Mule Solah yang diciptakan sendiri oleh Beliau. Dan didalam liriknya terdapat kata kata dukungan kepada Bapak bupati lombok barat, anda penasaran dengan lagu ter sebut langsung saja anda mendownloadnya disini:
http://openi.org/blogs/wp-content/uploads/2012/04/Download_button.png
Tambahan: Untuk lagu Terbaru berikutnya akan kami postingkan pada waktu dekat, mohon maaf karena ini hanya promosi, dan albumnya insyaallah akan segera di rilis. jangan lupa kunjungi blog ini lagi. Terima Kasih.

Kamis, 27 Desember 2012

MAKNA FILOSOFIS NAHDLTUL WATHAN

   Catatan Maulana Syaikh Muhammad Hasan al-Massyath tentang penamaan organisasi yang diusulkan oleh TGH.Muhammad Zainuddin AM dengan nama, Nahdlat al-Din al-Islam li al-Wathan atau Nahdlat al-Islam li al-Wathan.dapat dijadikan pijakan bahwa relasi antara agama dan negara dalam konteks ini bersifat integral dan simbiosis mutualisme. Artinya, negara sebagai sebuah institusi memerlukan agama sebagai basis moral untuk menegakkan berdirinya suatu institusi negara. Sementara agama tidak akan berfungsi maksimal tanpa ada dukungan dari negara. Jadi agama mengisi preferensi nilai-nilai normatif dari sebuah negara.
            Organsasi Nahdlatul Wathan secara embrional berasal dari Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyyah (NWDI) dan Madrasah Nadlatul Banat Diniyyah Islamiyyah (NBDI) didirikan dalam suasana dan kondisi sosio-historis yang heroik, baik dalam konteks penegakan agama Islam maupun kebangsaan. Kelahiran organisasi tersebut sekaligus memberi respon terhadap konteks sosio-historis masyarakat pada masa itu. Heroisme dalam aspek penegakan agama Islam tercermin dari upaya yang secara simultan diikuti dengan keyakinan dan keikhlasan untuk memperbaiki pemahaman dan cara keberagamaan. Tujuannya jelas, yakni agar nilai-nilai, praktek, dan budaya Islam dapat dihayati dan diamalkan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan heroisme dalam aspek kebangsaan terrefleksikan dari upaya pembebasan masyarakat dari kebodohan dan ketertindasan melalui pendidikan sebagai bekal untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
            Atas dasar inilah, maka orientasi Nahdlatul Wathan  bertumpu pada upaya-upaya untuk memadukan dan mensinergikan antaraagama dan negara. Menurut TGH. Muhammad Zainuddin AM, penyebutan istilah Nahdltul Wathan mengandung dua makna filosofis sekaligus, yakni membangun negara dan agama. Artinya bahwa agama dan negara diposisikan sama dalam satu tarikan nafas, yakni membangun agama berarti membangun negara, begitu juga sebaliknya.
            Namun untuk dapat mencapai makna filosofis ini, paling tidak terdapat lima kesadaran yang direfleksikan dari kata Nahdlatul Wathan, yaitu, 1) Wa’yu al-Dîn yaitu kesadaran beragama, 2).Wa’yu al-Ilmi, yaitu kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan, 3) Wa’yu al-Nidham, yaitu, kesadaran berorganisasi, 4),Wa’yu al-Ijtima’, yaitu, kesadaran sosial kemasyarakatan, dan 5),Wa’yu al-Wathan, yaitu kesadaran berbangsa dan bernegara.

Teks Pengikraran/ Bai'at

 بسم الله الرّحمن الرّحيم


اَشْهَدُاَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّالله وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًارَّسُوْلُ الله

Dengan segala keinsyafan, kesadaran dan penuh rasa tanggung jawab, pada hari ini, Sabtu 19 Juni 2010 M bertepatan dengan tanggal 7 Rajab 1431 H. Kami siswa–siswi MD, SD, SMP dan SMA Nahdlatul Wathan Jakarta, menyatakan Ikrar dan Bai’at sebagai berikut :
1.  Saya berjanji akan tetap bertaqwa kepada Allah SWT dan Rasul-Nya serta memegang erat pokoknya NW, pokok NW Iman dan taqwa;
2.   Saya berjanji akan tetap berbakti kepada dua Ibu Bapak dan guru
3.  Saya berjanji akan tetap berppegang teguh dan mengamalkan ajaran Islam Ahlusunnah wal Jama’ah ala Mazhabil Imamisy Syafi’i melalui Nahdlatul Wathan dimana saja berada;
4.  Saya berjanji akan tetap mengembangkan Organisasi Nahdlatul Wathan melalui pendidikan, sosial, dan dakwah sesuai dengan situasi dan kondisi Negara Republik Indonesia yang berfalsafat Pancasila dan Undang–Undang Dasar 1945;
5.   Saya berjanji akan memesankan anak, cucu, dan keluarga saya untuk terus mewarisi Nahdlatul Wathan dimana saja berada.
6.   Saya berjanji akan menjalankan tugas yang diamanatkan pada saya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Mi’rajush Shibyan Nahdlatul Wathan.

Demikian ikrar dan bai’at saya, semoga Allah mengabulkannya.

وَالله ُالْمُوَفِقُ وَالْهَادِي ِالَى سَبِيْلِ الرَّشَاد
بَايَعْنَاكُمْ, عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَعَلَى مَافِى هَذَهِ الصَّحِيْفَةِ, صَحِيْفَةِ الْبَيْعَةِ وَاْلاِقْرَارِ.
أيَّدَكُمُ الله ُ,عَلَى تَنْفِيْذِ بَيْعَتِكُمْ عَلَى اَحْسَنِ مَا يُرَامُ. وَاللهُ خَيْرُالشَّاهِدِيْنَ

Diucapkan di depan pengurus Yayasan Mi’rajush Shibyan, Orang Tua/ Wali Murid, Para Guru, dan Para Temu Undangan lainnya. Pada acara Tasyakkuran dan Pelepasan Siswa–siswi Nahdlatul Wathan Jakarta,  Tanggal 19 Juni 2010 / 7 Rajab 1431.

Dasan Tapen:  4 Rajab 1431 H
                            16 Juni 2010 M

              Yang Dibai’at                                                            Yang  Membai’at

 

         (. . . . . . . . . . . . . .. .)                                                          ( Ummuna. Hj. Raihanun)

MAKNA BULAN BINTANG BERSINAR LIMA

“ Makna Simbolik Dalam Perspektif Kesejarahan “

KH. Muhammad Suhaidi
(Pimpinan  Ponpes Nahdlatul Wathan Jakarta)

 
Falsafah Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan adalah :Bulan melambangkan Islam, Bintang melambangkan Iman dan Taqwa, Sinar Lima melambangbkan Rukun Islam, Warna gambang dan tulisan putih melambangkan  Ikhlas dan Istiqomah, Warna dasar hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia Akhirat.
 
Secara normatif, simbol seringkali diartikan sebatas penghias  seperti bendera atau vigura dalam sebuah organisasi.  Nyaris  tidak gali filosofi dan makna kesejarahan dibalik simbol tersebut. Padahal betapa sebuah simbol akan sangat bermakna ketika kita mau melihat sekilas sejarah bagaimana simbol itu dibuat. Dengan demikian, sangatlah tepat dan cerdas bila simbol Bulan Bintang Bersinar Lima dipahami sebagai sebuah nilai kesejarahan yang berkaitan dengan  agama dan negara bahkan lebih dari hal tersebut sebagaimana akan dijelaskan berikut ini.

Dalam  konteks sejarah peradaban global misalnya, simbol Bulan Bintang Bersinar Lima, pertama kali digunakan oleh kesultanan Turki Utsmani tahun 1517-1923 M sekitar pertengahan abad ke sepuluh. Dalam dekade yang sama  Turki Utsmani berhasil menaklukkan konstantinopel yang beribukota Romawi di bawah kekaisaran Bizantium, sebuah negara adidaya pada zamannya. Keberhasilan Turki Utsmani dalam menaklukkan kota Romawi tidak terlepas dari janji Rasulullah SAW, bahwa kota tersebut memang milik umat Islam.
Kota Romawi ditaklukan oleh Sultan Mahmud II atau lebih popular dengan nama Sultan Muhammad Al Fatih dan di kala itu Kekaisaran Bizantium menetapkan Kristen sebagai agama resmi negara dengan lambang bulan bintang sebagai simbol negara. Setelah Turki Utsmani resmi berkuasa dalam menjalankan kebijakan negara, simbol tersebut tetap di pertahankan dan secara konstitusional akhirnya menjadi lambang negara dengan ibukota Istambul.
Sebelumnya, bendera Turki Utsmani hanya berbentuk segitiga sama kaki dengan garis sisi kakinya melengkung, berwarna merah. Setelah penaklukan konstantinopel, di tengah bendera itu ditambahi gambar bulan dan bintang berwarna putih. Pada tahun 1844, bentuk bendera tersebut disempunakan  lagi hingga menjadi segi empat. Kemudian pada tahun 1922 kembali mengalami modifikasi yang selanjutnya  di tahun 1936 ditetapkan dalam konstitusi.
Setelah runtuhnya turki utsmani, lambang tersebut tetap menjadi bendera resmi Turki Modern, hanya saja ada perbedaan yang cukup significant yaitu bintang dan bulan sabitnya dibuat agak langsing dan tidak terlalu tebal. Sejak itulah bendera bulan sabit menjadi bendera resmi umat Islam dengan kekuasaan territorial yang luas. Dengan demikian menjadi sangat wajar  jika lambang itu begitu melekat di hati ummat Islam diseluruh belahan dunia.
Kenapa NW Menggunakan Simbol Bulan Bintang Tersebut?
Sehubungan dengan sejarah itu, pendiri NWDI, NBDI, dan NW (TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Al-Masyhur) yang seorang ulama bervisi global, yang sangat memahami dan menghargai arti sejarah mengabadikan elan kejuangan tersebut. Karena sejarah merupalkan cerminan masa lalu untuk menghadapi masa yang akan datang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi berdasarkan fakta dan bukti nyata. Oleh karena itu, setelah beliau menamatkan studinya di madrasah Ash-Shaulatiyah makkah atas perintah mahagurunya yang sangat dicintai dan disayangi, yaitu Maulana Syeikh Hasan Muhammad Al-Masysyath beliau kembali ke Indonesia, mendirikan Pesantrean Al-Mujahidin selanjutnya Madrasah NWDI dan NBDI, kemudian menyatukannya dalam sebuah Organisasi Nahdlatul Wathan. Semua lembaga yang bernaung dibawah Organisasi Nahdlatul Wathan diberi simbol “Bulan Bintang Bersinar Lima”.
Adapun arti dan Falsafah Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan adalah :Bulan melambangkan Islam, Bintang melambangkan Iman dan Taqwa, Sinar Lima melambangbkan Rukun Islam, Warna gambang dan tulisan putih melambangkan  Ikhlas dan Istiqomah, Warna dasar hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia Akhirat.
Untuk melanjutkan gerak Nahdlatul Wathan ke depan, beliau sangat mendambakan munculnya Bintang-Bintang Nahdlatul Wathan. yang memiliki potensi dan militansi tinggi, baik dari segi semangat, wawasan, maupun dari segi bobot keilmuan. Cita-cita beliau, dituangkan dalam salah satu bait Hizib. “Dan Sinarilah Negara Kami Dengan Bintang–Bintang Nahdlatul Wathan “.
Untuk menjadi seorang bintang yang cemerlang, yang popular yang dibutuhkan dan dicintai oleh lingkungan.
1.      Kualitas sinarnya, kecemerlngannya itu yang membuatnya tampak jelas dan menonjol diantara orang lain/organisasi lain.
2.      Daya tariknya yaitu janji akan keuntungan bagi orang lain.
3.      Dampaknya, bila anda menghasilkan, anda akan dilindungi oleh mereka yang diuntungkan dan disanjung serta dicintai dan disayangi oleh yang ingin diuntungkan.
4.      Hormatnya, karena anda yang memiliki pribadi dan akhlak yang pantas dihormati.
5.      Menghasilkan banyak karya (banyak berbuat untuk orang lain).
6.      Selalu karyanya ingin menjadi besar (bercita–cita besar).
7.      Tindakannya, tepat waktunya (mematuhinya).
8.      Tidak menunggu tetapi harus menjadi orang yang pertama memulai
9.      Anda harus memiliki mental yang kuat seperti batu karang yang hidup dalam laut.
Semoga penjelasan singkat tersebut, mampu menambah wawasan kita tentang makna filosofis dan kesejarahan bulan bintang yang menjadi simbol organisasi yang sama-sama kita cintai ini. Wallahu A’lam Bis Shawab! (SinarLIMA)

THARIQAH HIZIB NAHDLATUL WATHAN

A. Arti Thariqah dan Tujuan Pengamalannya
Secara etimologi tharqah berarti jalan menuju hakikat. Dengan kata lain mengamalan syari’at. Sehingga secara terminologi, Muhammad Anin al-Kurdi mengajukan tiga definisi, Yakni:
1. Megamalkan syari’at, melaksanakan seluruh ibadah dengan tekun dan menjauhkan diri dari sikap mempermudah (menggampangkan) ibadah yang sesungguhnya tidak boleh di permudah.
2. Menjauhi larangan dan melaksanakan perintah Allah sesuai dengan kesanggupannya, baik perintah dan larangan tersebut bersifat jelas maupun tidak (batin).
3. Meninggalkan segala yang haram dan makruh, memperhatikan hal-hal yang mubah (yang mengandung fadhilah), menunaikan segala yang diwajibkan dan disunnatkan sesuai dengan kesanggupannya dibawah bimbingan seseorang mursyid dari sufi yang mencita-citakan suatu tujuan.

Thariqat sebagaimana yang berkembang dikalangan ahli tasawuf, ialah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in-tabi’in turun temurun sampai kepada guru-guru atau ulama-ulama yang sambung menyambung dan rantai berantai sampai pada masa kita ini.

Sementara menurut L. Massignon, seorang islamiisis yang pernah mengadakan penelitian terhadap ajaran tasauf di beberapa negara Islam, sebagaimana dikutip oleh Mahjuddin, memberikan dua macam pengertian thariqah. Pertama, thariqah diartikan sebagai pendidikan kerohanian yang sering dilakukan oleh orang-orang yang menempuh kehidupan tasawuf, untuk mencapai suatu tingkatan kerohanian yang disebut al-maqamat dan al-ahwal . Pengertian seperti ini menonjol pada paruh abad IX dan X Masehi. Kedua, thariqah diatrikan ssebagai sebuah perkumpulan yang didirikan menurut aturan-aturan yang ditetapkan oleh syeikh yang menganut suatu aliran thariqah tertentu. Dalam perkumpulan tersebut, seorang syeikh mengajarkan ilmu tasawuf menurut aliran thariqah yang dianutnya, kemudian diamalkan secara bersama-sama dengan murid-muridnya. Pengertian seperti ini menonjol setelah abad IX Masehi.
Adapun tujuan pengamalan thareqah, antara lain:
1. Untuk mengadakan latihan jiwa (riyadhah) dan berjuang melawan hawa nafsu (mujahadah), membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dan mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji melalui perbaikan budi pekerti.
2. Untuk menumbuhkan rasa dekat kepada Allah swt melalui wirid dan zikir yang dibarengi dengan tafakkur.
3. Menumbuhkan perasaan takut kepada Allah sehingga timbul dalam diri seseorang untuk berusaha menghindari diri dari segala macam pengaruh duniawi yang dapat menyebabkan lalai kepada-Nya.
4. Untuk mencari ridha Allah semata, sehingga ia mencapai suatu tingkatan (maqam) ma’rifat, yang dapat mengetahui segala rahasia Allah dan Rasul-Nya secara jelas.

B. Sejarah Lahirnya Thariqah Hizb Nahdlatul Wathan
Al-Gozali dan Ibn al-Arabi membagi empat tahap yang harus dimulai oleh seseorang yang menjalani ajaran tasawuf untuk mencapai tujuan yang dikenal sebagai al-saadah (kebahagiaan) atau al-insan al-kamil (manussia paripurna). Keempat tahapan itu, terdiri dari syari’at, thariqah, haqiqat, dan ma’rifat. Berkaitan dengan ini Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid mengatakan bahwa syari’at itu merupakan uraian, thariqah merupakan pelaksanaan, haqiqat merupakan keadaan dan ma’rifat merupakan tujuan pokok, yakni pengenalan Tuhan yang sebenar-benarnya. Ia juga menganalogikan syari’at itu sebagai sebuah sampan (perahu), thariqah itu adalah lautan, haqiqat itu adalah mutiara. Orang tidak akan mendapatkan mutiara kecuali melewati lautan denggan menggunakan sampan.
Lebih lanjut dalam ajaran tasawufnya ia tidak memisahkan diametral antara fiqh dan tasawu. Dalam konteks ini ia sering mengungkapkan argumentasi dengan mengutip pandangan Anas Ibn Malik yang mengatakan:
“Barang siapa yang melaksanakan Fiqh saja tanpa dibarengi dengan pelaksanaan tasawuf, maka ia temasuk golongan orang-orang fasiq, dan barang siapa yang hanya melaksanakan tasawuf saja, tanpa melaksanakan fiqh, maka ia termasuk golongan orang-orang zindik, sementara barang siapa yang mengerjakan keduanya secara sinergis, maka ia termasuk orang-orang yang telaah mencapai drajat haqiqat”.
Berkaitan dengan ajaran untuk mensinerrgikan antara syariat dengan hhaqiqat di atas, ia menulis dalam bait-bait syairnya sebagai berikut:
Wahai anakku jamaah thariqat
Janganlah lupa pada syariat
Ingatlah selalu kandungan baiat
Mudahan selamat dunia akhirat
Banyak sekali membisikkan hakikat
Padahal mereka buta syariat
Sehingga awam banyak terpikat
Menjadi zindik menjadi sesat
Selanjutnya beranggkat dari pemikiran ini, ia ingin membentuk sebuah thariqat Nahdlatul Wathan sebagai media untuk mensinergikan aspek syariat dan thariqat serta sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Proses kelahiran Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan adalah ketika Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid menunaikan ibadah haji, saat ia tengah beribadah di Masjid Nabawi di Madinah, ia didatangi seorang yang kemudian diyakini sebagai Nabi Khidir as dan ia menyampaikan salam dari Nabi Ibrahim yang menyatakan, “bahwa Nahdlatul Wathan akan menjadi organisasi yang lengkap dan sempurna, apabila sudah memiliki thariqat.” Berdasarkan pengalaman spiritual ini, maka Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid mendirikan tariqat yang kemudian dinamakan dengan Tariqat Hizib Nahdlatul Wathan pada tahun 1964.
Penamaan thariqat ini dilatar belakangi oleh keinginan untuk melengkapi Hizib Nahdlatul Wathan, sehingga thariqat ini merupakan intisari sari Hizib Nahdlatul Wathan.
Disamping dari pengalaman spiritual diatas, kelahiran thariqat ini juga diilhami oleh maraknya aliran-aliran thariqat yang dianggap sesat, karena meninggalkan ajaran-ajaran syariat, seperti shalat, puasa, zakat, dan ibadah-ibadah lainnya.
Thariqat sesat ini olehnya disebut sebagai “thariqat syetan”, sebagaimana dikemukakan dalam syairnya:
Thariqat hizib harus berjalan
Bersama thariqat yang murni haluan
Membenteng syariat membentang iman
Menendang ajaran thariqat syetan
Selanjutnya keberadaan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan ini juga sebagai respon terhadap praktek pengalaman thariqat-thariqat selama ini, seperti thariqat Qadariyah dan Naqsyabandiyah di lombok yang terkesan terlalu berat dan memiliki persyaratan yang begitu ketat. Apalagi jika ditambahkan dengan kewajiban ‘uzlah (mengasingkan diri) dari hiruk pikuk kehidupan dunia pada waktu tertentu. Sekalipun ‘uzlah ini juga tidak di larang dalam Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan, sehingga pada umumnya masyarkat merasa enggan untuk mengikutinya. Berdasarkan kondisi ini, maka Tuan Guru Kiyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid menyusun Thrariqat Hizib Nahdlatul Wathan secara ringkas dan praktis, tampa mengesampingkan makna esoteriknya (batinnya). Thariqat ini dapat diamalkan oleh setiap orang dalam kondisi apapun, baik pada waktu khusus, maupun pada waktu melaksanakan berbagai macam aktifitas keseharian.
Bacaan yang diamalkan dalam Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan terdiri dari ayat-ayat al-Qur’an, shalawat, do’a-do’a mu’tabar dari Rasulullah saw, para ulama dan auliya’. Prosesi ini tidak membutuhkan waktu yang panjang dibandingkan thariqat-thariqat yang lainnya.
Disamping bacaannya yang simpel, thariqat ini juga memiliki syarat san ketentuan yang ringan dan fleksibel bagi seseorang yang ingin mengamalkannya, sehingga thariqat ini dimungkinkan untuk diamalkan dan diataptasi dalam konteks modern, yang biasanya ditandai dengan sifat fleksibel, simpel dan efesieni. Oleh karena thariqat ini dapat merespon tuntunan masyarakat modern, maka thariqat ini juga dinamakan thariqat Akhir Zaman. Berkaitan dengan ini, ia mengisyaratkan dalam bait syairnya:
Thariqat Hizib thariqat terakhir
Dengan bisyarah “Al-Basyirunnadzir”
Kepada Bermi Al-Faqir Al-Haqir
Dan ditaukidkan oleh Al-Khidir
Di sisi lain terdapat sisi-sisi kesamaan antara Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan dengan konsepsi tasawuf modern yang dipelopori oleh Ibn Taimiyah. Menurut Nurkholis Majid, “Tasawuf modern adalah sebuah penghayatan keagamaan batini yang menghendaki hidup aktif dan terlibat dalam maslah-masalah kemasyarakatan”. Sesekali menyingkirkan diri (‘uzlah) mungkin ada baiknya, jika hal itu dilakukan untuk menyegarkan kembali wawasan dan meneruskan pandangan, yang kemudian dijadikan titik tolak dalam pelibatan diri dalam aktifitas yang lebih segar. Kelonggaran-kelonggaran dalam pengalaman Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan dimaksudkan agar orang dapat senantiasa melibatkan diri dalam berbagai tugas kemasyarakatan. Sedangkan tidak adanya ber’uzlah dalam Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan menandakan kebolehan untuk dilakukan sewaktu-waktu bila dianggap perlu. Dan ini berarti Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan, walaupun perlu ditelusuri lebih jauh lagi, tapi bisa dipandang sebagai thariqat modern.
Praktisnya cara pengamalan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan, bisa dijadikan alternatif berthariqat dalam kehidupan modern dewasa ini. Dengan Thariqat Hizib Nahdlatul Watan, sekarang dapat melaksanakan tugas-tugas kesehariannya tanpa ketinggalan akan kepuasan rohaniahnya. Dan sebaliknya, seorang dapat hidup damai secara batiniah dalam suasana kedekatan kepada Allah SWT tanpa kehilangan atau terasing dari kehidupan dunia.
Kenyataan tersebut ternyata lebih menarik minat berbagai kalangan untuk menerima ijazah Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan, mulai dari petani, nelayan, pedagang, hingga kalangan profesional yang telah bersentuhan dengan teknonolgi modern. Ini adalah kesimpulan yang Abdul Aziz, seorang peneliti Litbang Depag RI yang mengatakan, bahwa Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan mampu menghilangkan perbedaan antara orang tradisional dengan orang modern dalam Islam.
Adapun syarat keanggotaan thariqat ini adalah sebagai berikut:
1. Ketaatan kepada pimpinan (mursyid) thariqat, yaitu Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid, atau yang ditunjuknya.
2. Mengamalkan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan setiap selesai shalat lima waktu.
3. Bersedia membantu perjuangan Nahdlatul Wathan
4. Membayar uang shalawat.
Sementara ketentuan ijazah dan bai’at dalam penerimaan thariqat ini adalah merupakan “aqad” sebagai syarat sah mengamalkannya. Ijazah dan bai’at diberikan oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid sendiri, atau oleh wakilnya yang ditunjuk secara resmi, yaitu salah seorang muridnya yang bernama Haji Muksin Makbul.
Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan juga tidak mengenal hirarki kepemimpinan yang ketat. Namun demikian, Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid memberi izin kepada seorang muridnya yang paling dipercaya untuk mengijazahkan dan membai’at caloon anggota thariqat, yaitu Haji Muksin Makbul.
Selanjutnya dalam perkembangannya dewasa ini, Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan yang berada dibawah pimpinan Haji Muksin Makbul ini terus mengalami perkembangan di berbagai pelosok tanah air dan beberapa tenmpat di luar negri seiring dengan perkembangan Organisasi Nahdlatul Wathan, seperti di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sulawesi, Kalimantan, DKI Jakarta, Tanggerang, Bekasi, Bogor, Riau, Batam, Malaysia.

C. Proses Pengamalan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan
Dalam proses pengamalan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan ini dibagi pada empat macam pengamalan. Prosesi ini diawali dengan pembacaan surah al-Fatihah tiga kali, sebagaimana dalam pengamalan Hizib Nahdlatul Wathan, yaitu surah al-Fatihah pertama, kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat dan para Nabi dan Rasul. Kedua, kepada Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid, keluarga dan para pendukungnya. Dan ketiga, kepada seluruh para ulama dan para aulia’, kepada kedua orang tua, para guru dan seluruh kaum muslimin dan muslimat.
Adapun empat macam pengamalan Thariqat Hizib Nahdlatul Wathan yang dimaksud, adalah sebagai berikut:
1. Wadzifah al-Rawatib, dibaca setiap selesai shalat lima waktu
2. Wirdu al-Rabithah, dibaca ketika menjelang waktu maghrib
3. Wadzifah al-Yaumiyah, dibaca satu kali setiap hari
4. Wadzifah al-Usbu,iyah, dibaca sekali dalam seminggu.

Foto Maulana Syeikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid

Inilah Sedikit Kenangan Berfose Bapak Maulana Syaikh

 


 




                                                                                                                                                                                         







Foto-foto yang lain bisa anda lihat sendiri :

Kumpulan Lirik Lagu Nw



BERSATULAH
Cipt : S. Zuhri (23 Nop. 09)

Dalam wasiat Renungan Masa, Almagfurulah Maulana Syaikh berpesan :

Wahai anakku, kompak bersatu
Jangan terpikat bujukan hantu
Bersilat lidah setiap waktu
Di balik udang batu di situ

Kalau nanda memang setia
Pasti selalu siap siaga
Membantu ayahda membela agama
Di bulan bintang besinar lima

Kaum muslimin, kaum muslimat
Mari kita membangun.nusa bangsa  2x

Kita ditakdirkan sama, kita juga bersaudara
Bersatulah, bersatu demi NW kita  2x

Birrul Walidain, pondok tempat kita
Mari majukan, mari kita lestarikan  2x

Genggamlah erat, bulatkan tekad
Berjuanglah, binalah persatuan  2x

Tetapkan langkah, jangan ada gundah
Mari berbenah, istiqomah dalam syari'ah  2x

Amanah Maulana, di dalam fatwa
Tetap dijaga, berkobar di dalam dada  2x


BANGGE LEK INAK AMAK
Cipt : S. Zuhri (23 Nop. 09)

Berembe entan, te selamet dunie
Lamun ite pade, bangge lek inakte pade

Loek lalok, dose salak te pade
Sengak ite manusie, balen salak balen dose

Reff: Oh inak, tiang tunas ampun gamak
          Dose bande tiang lek side, marak umbak, marak segare


MARI BERSHOLAT SALAM
 22 November 2009 ( S.Zuhri )

Assalamu'alaikum Wa'alaikumussalam
Tiang dateng hibur pelungguh sami
Tiang niki dateng silaturrahmi

Assalamu'alaikum Wa'alaikumussalam
Silak gamak  pirengang nasihat nabi
Endak gamak lalean nasehat Alquran

Reef : Wahai kaum muslimin, muslimat yang beriman
          Marilah-marilah kita berma'afan
          Marilah-marilah kita solawatan

Sholatullah Salaamullah
Alaa Thoha Rasulillah

Sholatullah Salaamullah
Alaa Yaasin Habibillah


TETAPKAN PERSATUAN
25 Nop. '09 ( S. Zuhri )

Tetapkanlah bersatu, kuatkan semangat baru
Agar NW maju, agar NW satu

Jangan lupa diri, jangan tinggi hati
Jangan pula dengki, hingga karat di hati

Reff: Bangkitkan, bulatkan, kobarkan semangat jihadmu
          Siapkan, satukan langkahmu dalam berjuang 2 X

Agar persatuan, kesatuan kan tertanam dalam hati

Jangan berkecil hati, janganlah merasa mati
Apapun yang kita mau, kita harus bersatu

Jangan siksa diri, jangan menghianati
Mari kita renungi, fatwa yang telah diberi

Reff: Kompaklah, bersatulah,janganlah bercerai-berai
          Marilah, teguhkan, tetapkanlah persatuan 2X
         

        SELAMAT TINGGAL KAWANKU

           Cipt; S. Zuhri. 2002

Selamat tinggal oh kawanku
Selamat tinggal oh adikku
Kita tunai bakti pada semua guru

Tulus ihklas dan berbakti selalu  2X


Perisahan ini terjadi
Semata bukan tuk ditangisi
Langkahkan kaki meraih cita sejati
Bakti guru kita junjung tinggi 2X

Reff : Wahai kawan janganlah bersedi
 Kami kan pergi bukan untuk selamanya
 Jasa guru kita jangan sampai terlupa
 Moga kita semuA MENCAPAI CITA MULIA 2X









SELAMAT JALAN KAKAKKU

           Cipt; S. Zuhri. 2002

Selamat jalan kakakku sayang
Sepanjang jalan namamu terkenang

Meski kau pergi dari pandang kami

Namamu kan selalu abadi

Hari perpisahan sudah terbentang
Kakakku sayang lambaikan tangan
Saat bersama yang dulu bersemi
Tinggal bayang semu masa lalu

Selamat jalan kakkku sayang
Kami semua jangan sampai terlupa
Kenang masa yang lalu
Kala bersama guru

Reff :  Perpisahan ini meski harus terjadi

Janganlah sampai kita lupakan diri
Selamat jalan oh kakakku 2X


 IKHLAS LALO NGAJI
Karya : Saifuddin Zuhri
Agustus 2000

Inak amak semethon jari

Sila’  pade beguru ngaji
Dende’ males pelungguh sami
Nuntut ilmu si’ mule pasti

Pade ikhlas si mule jati
Dengan toak guru sejati
Sangkak sila’ ndak takut mati
Lamun murni bunga melati

Reff :  Sengak ite panjak nenekte

Gente mate sementare idupte
Zaman sine lapuk uah sede
Mame nine lupak dirikne

Guru sino paling utame
Jauk side tame le’ surge
Piak side endek melece
Alim sholeh mahir bebase



HARAPAN DO’A IBU

Karya : S.Zuhri
 Oktober 2000


Wahai santri

Marilah kita serahkan diri
Berjuang membela NW kita untuk selamanya 2x

Reff :    Kawanku semua

Jangan sombongkan diri
Budi pekertimu, tetapkanlah menyatu

Agar kita semua

Jadi insan berguna 2x

Relakanlah
Miskin kaya tak berbeda
Karena taqwa itu tujuan kita utama 2X
Reff :    Ayah dan ibuku
Do’akanlah anakmu
Biarkan diriku, menyusuri ridhomu

Titipkanlah do’amu
Redha Tuhan selalu 2x


MA’HAD SUMBER PERJUANGAN
                                         Karya : S. Zuhri
                                11 Februari 2002

Mahad sumber perjuangan
Karena itulah panutan
Tak mundur sepanjang zaman
Bela NW nan menawan

Nahdiyyin Nahdiyyat semua
Pengikut setia Maulana
Tetapkan hati yang mulia
Membela NW nya kita

 Reff : Berjuta Alumni Kiyai Hamzanwadi
          Asal Mahad didikan salafi
           Tahu diri bercermin sendiri
           Agar tahu makna yang hakiki

Di Mahad penerus Hamzanwadi
Puluhan Masyaikh teruji terbukti
Janganlah kita tiada menghargai
Pilihan Maulana kita junjung tinggi

                          Di sana sini kita akui
Banyak santri pandai mengaji
Jangan iri perjuangan Masyaikhi
Apalagi Mahad tak dihargai

Mahad anak cucu Hamzanwadi
Buah hati harapan Masyaikhi
Turut berjuang tak harapkan kursi
Apalagi pangkat diambil sendiri

 Sadarlah kawan Mahad panutan
Permata Maulana sepanjang zaman
Jangan Mahad kau jadikan umpan
Setelah dapat lalu ditinggalkan

Jika terpikir jasanya Masyaikh
Tidak terhitung lelah dan letih
Siang dan malam pagi yang bersih
Menempa anda berpikir jernih



BANIN BANATKU
Karya : S. Zuhri


Kalau Ma’had engkau lupakan
Barokah putus mata duitan
Hidup susah banyak hambatan
Terpontang panting di comberan 2X

Reff:    Sorganya wanita adalah empat
            Bakti suami dan rajin sholat
Rajin puasa jaga aurat
Itulah dia kunci yang tepat

Me’ bau gama’ beli atengku
Fatwa Maulana di waktu dulu
Kalau banin banat bersatu
Berjuang bersama itu surgamau

Ma’had lilbanat jadi pendampingmu
Tanda bakti pada gurumu
Fatwa Maulana hidupkanlah selalu
Air di siram bunga bermadu

Ma’had banin banat bersatu
Harapan Maulana ditempo dulu
Tak salah pilih jadi pendampingmu
Cantik molek jiwa berpadu