Kamis, 27 Desember 2012

MAKNA BULAN BINTANG BERSINAR LIMA

“ Makna Simbolik Dalam Perspektif Kesejarahan “

KH. Muhammad Suhaidi
(Pimpinan  Ponpes Nahdlatul Wathan Jakarta)

 
Falsafah Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan adalah :Bulan melambangkan Islam, Bintang melambangkan Iman dan Taqwa, Sinar Lima melambangbkan Rukun Islam, Warna gambang dan tulisan putih melambangkan  Ikhlas dan Istiqomah, Warna dasar hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia Akhirat.
 
Secara normatif, simbol seringkali diartikan sebatas penghias  seperti bendera atau vigura dalam sebuah organisasi.  Nyaris  tidak gali filosofi dan makna kesejarahan dibalik simbol tersebut. Padahal betapa sebuah simbol akan sangat bermakna ketika kita mau melihat sekilas sejarah bagaimana simbol itu dibuat. Dengan demikian, sangatlah tepat dan cerdas bila simbol Bulan Bintang Bersinar Lima dipahami sebagai sebuah nilai kesejarahan yang berkaitan dengan  agama dan negara bahkan lebih dari hal tersebut sebagaimana akan dijelaskan berikut ini.

Dalam  konteks sejarah peradaban global misalnya, simbol Bulan Bintang Bersinar Lima, pertama kali digunakan oleh kesultanan Turki Utsmani tahun 1517-1923 M sekitar pertengahan abad ke sepuluh. Dalam dekade yang sama  Turki Utsmani berhasil menaklukkan konstantinopel yang beribukota Romawi di bawah kekaisaran Bizantium, sebuah negara adidaya pada zamannya. Keberhasilan Turki Utsmani dalam menaklukkan kota Romawi tidak terlepas dari janji Rasulullah SAW, bahwa kota tersebut memang milik umat Islam.
Kota Romawi ditaklukan oleh Sultan Mahmud II atau lebih popular dengan nama Sultan Muhammad Al Fatih dan di kala itu Kekaisaran Bizantium menetapkan Kristen sebagai agama resmi negara dengan lambang bulan bintang sebagai simbol negara. Setelah Turki Utsmani resmi berkuasa dalam menjalankan kebijakan negara, simbol tersebut tetap di pertahankan dan secara konstitusional akhirnya menjadi lambang negara dengan ibukota Istambul.
Sebelumnya, bendera Turki Utsmani hanya berbentuk segitiga sama kaki dengan garis sisi kakinya melengkung, berwarna merah. Setelah penaklukan konstantinopel, di tengah bendera itu ditambahi gambar bulan dan bintang berwarna putih. Pada tahun 1844, bentuk bendera tersebut disempunakan  lagi hingga menjadi segi empat. Kemudian pada tahun 1922 kembali mengalami modifikasi yang selanjutnya  di tahun 1936 ditetapkan dalam konstitusi.
Setelah runtuhnya turki utsmani, lambang tersebut tetap menjadi bendera resmi Turki Modern, hanya saja ada perbedaan yang cukup significant yaitu bintang dan bulan sabitnya dibuat agak langsing dan tidak terlalu tebal. Sejak itulah bendera bulan sabit menjadi bendera resmi umat Islam dengan kekuasaan territorial yang luas. Dengan demikian menjadi sangat wajar  jika lambang itu begitu melekat di hati ummat Islam diseluruh belahan dunia.
Kenapa NW Menggunakan Simbol Bulan Bintang Tersebut?
Sehubungan dengan sejarah itu, pendiri NWDI, NBDI, dan NW (TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Al-Masyhur) yang seorang ulama bervisi global, yang sangat memahami dan menghargai arti sejarah mengabadikan elan kejuangan tersebut. Karena sejarah merupalkan cerminan masa lalu untuk menghadapi masa yang akan datang. Sejarah adalah peristiwa yang terjadi berdasarkan fakta dan bukti nyata. Oleh karena itu, setelah beliau menamatkan studinya di madrasah Ash-Shaulatiyah makkah atas perintah mahagurunya yang sangat dicintai dan disayangi, yaitu Maulana Syeikh Hasan Muhammad Al-Masysyath beliau kembali ke Indonesia, mendirikan Pesantrean Al-Mujahidin selanjutnya Madrasah NWDI dan NBDI, kemudian menyatukannya dalam sebuah Organisasi Nahdlatul Wathan. Semua lembaga yang bernaung dibawah Organisasi Nahdlatul Wathan diberi simbol “Bulan Bintang Bersinar Lima”.
Adapun arti dan Falsafah Lambang Organisasi Nahdlatul Wathan adalah :Bulan melambangkan Islam, Bintang melambangkan Iman dan Taqwa, Sinar Lima melambangbkan Rukun Islam, Warna gambang dan tulisan putih melambangkan  Ikhlas dan Istiqomah, Warna dasar hijau melambangkan Selamat Bahagia Dunia Akhirat.
Untuk melanjutkan gerak Nahdlatul Wathan ke depan, beliau sangat mendambakan munculnya Bintang-Bintang Nahdlatul Wathan. yang memiliki potensi dan militansi tinggi, baik dari segi semangat, wawasan, maupun dari segi bobot keilmuan. Cita-cita beliau, dituangkan dalam salah satu bait Hizib. “Dan Sinarilah Negara Kami Dengan Bintang–Bintang Nahdlatul Wathan “.
Untuk menjadi seorang bintang yang cemerlang, yang popular yang dibutuhkan dan dicintai oleh lingkungan.
1.      Kualitas sinarnya, kecemerlngannya itu yang membuatnya tampak jelas dan menonjol diantara orang lain/organisasi lain.
2.      Daya tariknya yaitu janji akan keuntungan bagi orang lain.
3.      Dampaknya, bila anda menghasilkan, anda akan dilindungi oleh mereka yang diuntungkan dan disanjung serta dicintai dan disayangi oleh yang ingin diuntungkan.
4.      Hormatnya, karena anda yang memiliki pribadi dan akhlak yang pantas dihormati.
5.      Menghasilkan banyak karya (banyak berbuat untuk orang lain).
6.      Selalu karyanya ingin menjadi besar (bercita–cita besar).
7.      Tindakannya, tepat waktunya (mematuhinya).
8.      Tidak menunggu tetapi harus menjadi orang yang pertama memulai
9.      Anda harus memiliki mental yang kuat seperti batu karang yang hidup dalam laut.
Semoga penjelasan singkat tersebut, mampu menambah wawasan kita tentang makna filosofis dan kesejarahan bulan bintang yang menjadi simbol organisasi yang sama-sama kita cintai ini. Wallahu A’lam Bis Shawab! (SinarLIMA)

2 komentar: